(DENPASAR): Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri menegaskan bila partai yang dipimpinnya tetap bersikap menjadi oposisi dipemerintahan SBY. Tapi sikap Mega ini kemungkinan sulit diterapkan di daerah yang pemimpinnya justru orang PDIP.
Salah satunya di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Sebagai kader PDIP yang kini menjabat Gubernur Kalteng, Agustin Teras Narang, mengaku tak mungkin menjadi oposisi.
"Saya kader PDI-P yang kini duduk di pemerintahan daerah. Tentunya saya akan bekerja sesuai amanat partai menyejahterakan rakyat dan saya, di eksekutif, tidak melihat ruang untuk bersikap oposisi," kata Teras disela acara Kongres III PDI-P, Kamis (8/4/2010).
Meski demikian, Teras, mengaku mendukung semua sikap politik resmi partainya, PDI Perjuangan. Bahkan, meski kini sudah menjadi pejabat eksekutif, sebagai gubernur, mantan Ketua Komisi III DPR periode lalu ini menyatakan bahwa ia tetap sebagai kader sejati PDI-P.
"Jadi, tugas tetap berjalan di eksekutif. Bahwa apa yang saya lakukan sebagai pejabat eksekutif adalah untuk seluruh rakyat Kalimantan Tengah. Sesuai keinginan PDI-P, menyejahterakan rakyat, mengabdi bagi bangsa dan negara. Bagaimana kader bisa berjuang menyejahterakan rakyat," ucap Teras.
"Sebagai kader PDI-P di eksekutif, saya tentu bukan hanya milik PDI-P, melainkan sudah menjadi rakyat Kalimantan. Hal prinsip sebagai kader partai adalah berjuang bagi rakyat," tambahnya.
Dalam pidatonya, Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri menyatakan, PDI-P kini telah memilih menjadi partai ideologis, dan itu, katanya, tidaklah mudah.
"Sejak awal saya harus tegaskan, jalan ideologis yang dipilih kita bersama adalah jalan yang keras. Jalan penuh godaan yang membutuhkan keteguhan hati untuk bisa terus melangkah ke puncak keemasan," kata Megawati dalam pidatonya.
Edwin van der Sar Sebut Manchester United Kehilangan Karakter
-
Edwin van der Sar meminta manajer Manchester United untuk segera
membangkitkan motivasi para pemain. Manchester United mengundang perhatian
dari para manta...
5 tahun yang lalu
Posting Komentar
Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi SUARAPUBLIC. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan