Bocah Tanpa Tempurung Kepala Butuh Bantuan

BANTUL - Meskipun sudah mendapatkan rekomendasi dan jaminan dari Pemerintah Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, namun niat pasangan Slamet Hermawan (27) dan Juarti (23) tahun untuk mendapatkan pengobatan di RS Sardjito mental sudah.

Pasalnya, di tengah ketidakmampuan menyediakan dana, rekomendasi Pemkab tersebut tidak mendapat tanggapan.

Terlahir dengan kecacatan fisik, Khodar Abdillah (4 bulan) anak kedua pasangan Slamet-Juarti ini tidak memiliki tempurung kepala. Tidak hanya itu, kecacatan itu semakin parah karena pertumbuhan mata kanan tidak sempurna, hidung menghilang, dan jari tangan serta kaki kanan tidak tumbuh.


"Putra kami lahir pada tanggal 17 Juli lalu. Kecacatan yang sudah dibawa sejak lahir ini sebenarnya sudah kami terima dengan lapang dada. Namun cobaan itu masih terus datang menerpa kami," jelas Slamet saat di penampungan sementara di Perumahaan Gumuk Indah, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul. Yogyakarta.

Sambil terus berusaha menghilangkan rasa sedihnya, Slamet mulai menceritakan bagaimana saat putranya berusia sebulan di mana Khodar mengalami pembesaran kepala atau dalam istilah medis dinamakan hydrocephalus. Biasanya penyakit ini dikenal dengan penyakit kepala air.

Akibat sakit yang dideritanya ini, Khodar hanya terus-menerus berada di dalam dekapan ibunya tanpa bisa diturunkan kecuali tidur.

Slamet yang bekerja sebagai buruh tani ini sebenarnya tidak tinggal diam dalam melakukan upaya penyelamatan putranya. Sejak dinyatakan sakit kepala air, Khodar sebenarnya sudah mendapatkan perawatan di RSUD Dr H Soemarno Sosroatmodjo di Kuala Kapuas.

"Namun tim medis tidak bisa melakukan apa-apa karena peralatannya tidak tersedia. Sehingga kami pun mendapatkan rujukkan ke DIY," kata Juarti, sambil terus memangku sang buah hati.

Tapi sesampainya di RS Sardjito, selama tiga hari sejak kedatangannya pada tanggal 3 Novmeber lalu, Khodar sama sekali tidak mendapat tindakan medis yang dibutuhkan.

Menurut Slamet, pihak rumah sakit belum bisa bertindak karena tidak ada yang menjamin biaya yang kemungkinan besar akan dibebankan. Rekomendasi dari Pemkab Kapuas yang menyebutkan akan menanggung biaya dianggap tidak kuat, pihak RS meminta surat rekomendasi yang berwujud resmi bukan catatan kaku.

"Mengingat biaya pengobatan sangat besar, di mana untuk penyedotan cairan di kepala membutuhkan dana minimal Rp8 juta, kami sangat berharap adanya bantuan dari berbagai pihak," pungkasnya
Share this article :
Share |
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. LINTAS NUSANTARA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger