Papua Berduka dan Menuntut Merdeka

TIMIKA-Kematian Kelly Kwalik menjadi duka mendalam bagi rakyat Papua. Jenazah Kelly Kwalik sudah tiba di Timika diantar Direktur Reserse Kriminal Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Petrus Wayna, Jumat (18/12) siang.

Di hadapan sekitar 500 warga Papua, Petrus mengatakan, pihaknya sudah meminta pada Kepala Kepolisian RI untuk membawa jenazah Kelly ke Timika. "Tugas kami membawa jenazah Kelly sudah kami lakukan. Kami minta warga tidak terpancing isu-isu," kata Petrus.


Petrus juga meminta warga ada yang mau menerima jenazah secara resmi. "Jangan takut, tidak ada yang akan ditangkap," ujar Petrus. Warga Amungme dan Papua memutuskan akan menerima jenazah Kelly secara kolektif, dan akan menanggung semua biaya secara kolektif.


Tokoh masyarakat Amungme, Hans Magal, menyatakan semua orang Papua tengah berduka. "Mari kita berdoa menghormati jasad Tuan Kelly Kwalik. Hari ini hari ketiga Tuan Kelly dinyatakan meninggal," kata Hans.

Menurut Hans, tokoh-tokoh warga sudah membicarakan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Mimika dan Kepala Kepolisian Resor Mimika tentang siapa yang akan menerima jenazah.

"Setelah diserahkan siapa rakyat Papua yang menerima, lalu mau disemayamkan di mana dan dimakamkan di mana dan kapan? Kami belum mengambil keputusan kami sepakat bersama pemimpin papua mau membicarakan kesepakatan ini," ujar Hans.

Dalam pertemuan di halaman DPRD Mimika juga muncul desakan untuk merdeka dan referendum. "Kami minta DPRD dan Kapolres menyediakan dua meja di depan. Masyarakat akan pilih sendiri siapa yang mau gabung dengan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), dan siapa yang mau lepas," kata tokoh warga, Douw.

Warga juga meminta pemerintah mengizinkan mengibarkan bendera Bintang Kejora di makam Kelly karena Kelly adalah tokoh kemerdekaan Papua.

Ratusan warga yang berduka atas kematian Kelly Kwalik hingga Jumat siang masih memblokir akses jalan ke Bandara Mosez Kilangin, Timika, dan mengakibatkan seluruh penumpang yang akan ke luar atau masuk bandara jalan kaki ratusan meter.

Puluhan aparat kepolisian terus disiagakan ke pos keamanan PT Freeport Indonesia, Check Point mile 28, dekat jalan ke arah bandara. Massa sempat mengusir mobil Brigade Mobil Mimika yang hendak memasuki areal bandara.

Massa juga mengecam penembakan terhadap Kelly Kwalik. Mereka meminta pemerintah mempertanggungjawabkan semua kekerasan yang terjadi di Papua.

Mama Theresia, perempuan berusia 60 tahun, di antara kerumunan massa menyatakan seluruh warga Amungme berduka. “Kami minta semua pejabat pemerintah, TNI, dan Polri mengantar jenasah ke keluarga. Kelly itu orang besar, biarkan kami memakamkannya dengan cara kami sendiri,” kata Mama Theresia.

Menurut Theresia, jika permintaan warga ditolak, warga akan melakukan aksi yang lebih besar. “Akan ada waktunya kami akan melakukan sesuatu,” ancam Mama Theresia.

Ratusan orang yang mengatasnamakan pendukung Kelly Kwalik mengamuk kepada wartawan yang saat itu tengah meliput pemulangan jenasah Kelly Kwalik pada Jumat (18/12) di Lapangan, Taman Peringatan Kemerdekaan dan Pelanggaran HAM Papua di Sentani, Kabupaten Jayapura --tempat Theys Hiyo Eluay, mantan Ketua Presidium Dewan Papua dimakamkan.

Kejadian yang begitu cepat, berawal saat ratusan pendukung Kelly Kwalik yang membawa spanduk hitam dengan tulisan putih: "Duka Nasional Rakyat Papua Barat", "Suasana Natal Membawa Duka Bagi Masyarakat Papua Barat". Mereka berlarian dari bandara menuju makam Theys, yang jaraknya hanya 500-an meter dari bandara.

Massa yang membawa spanduk dengan teriakan yel-yel ala masyarakat Pegunungan Tengah Papua meneriaki wartawan yang saat itu sedang mengambil foto dengan kamera masing-masing.

Tim dari Badan Resere Kriminal dan Pusat Kedokteran dan Kesehatan Markas Besar Kepolisian RI telah berangkat ke Jayapura, Papua, pada Rabu (16/12), untuk melakukan proses identifikasi terhadap jenazah Kelly Kwalik.

Menurut Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Brigadir Jenderal Musadek Ishaq, Jumat (18/12), tim sedang melakukan proses pengambilan contoh DNA di tubuh jenazah, Jumat.

Sedangkan untuk DNA pembanding, tim akan mengambil sampel dari orang tua Kelly Kwalik atau istri dan anak kandungnya. Untuk pengambilan contoh DNA pembanding itu, Mabes Polri telah mengerahkan anggotanya yang ada di bawah Polda Papua. "Kami sudah minta bantuan Polres di sana untuk pengambilan DNA pembanding, mereka tahu apa yang harus dilakukan," terang Musadek.Sumber:TEMPO Interaktif


Bookmark and Share



Share this article :
Share |
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. LINTAS NUSANTARA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger