
Perbuatan itu dilakukan di ponpes yang terletak di Jalan Cikini Dalam, RT03/RW01, Jurang Mangu Barat, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan.
Berdasarkan informasi di lapangan, warga sempat mendatangi Ponpes untuk meminta agar pimpinan Ponpes segera mundur dan tidak lagi melakukan kegiatan keagamaan di lingkungan tersebut, Sabtu (30/1).
“Kami kecewa berat terhadap Ustad HR. Seharusnya sebagai tokoh keagamaan bisa memberikan yang terbaik, tapi ternyata sebaliknya,” kata H Junaidi, tokoh pemuda setempat, Minggu (31/1/2010).
Junaidi menyatakan, kejadian dugaan pencabulan berupa sodomi tersebut terjadi sekira tahun 2001 lalu.Tetapi baru terbongkar sekarang setelah salah satu santri berani menceritakan kejadian itu.
Sesuai pengakuan dari keluarga korban Y, saat itu Y tiba-tiba pulang ke daerah Senen, Jakarta Pusat, tempat kakaknya, Rudi. Sang kakak curiga melihat perangai adiknya.
Ia mencoba menanyakan, namun ternyata tidak dijawab. Lalu Rudi mencari tahu dengan mendatangi lingkungan Ponpes. Ternyata dia mendapat kabar jika ada kasus pencabulan terhadap santri.
Sontak mendengar hal itu, Rudi kembali mendesak adiknya mengapa pulang dengan tiba-tiba. Akhirnya sang adik bercerita soal kejadian pencabulan tersebut. Y mengaku mau dicabuli setelah diiming-imingi akan mendapat berkah dan sukses dalam memberikan ceramah.
Junaidi mengaku sudah mengantongi nama enam orang yang diduga dicabuli yaitu Ikh, Brhn, Fr, DI, Y, dan N. “Kami baru kantongi data nama orang dan kami yakin korbannya sekitar 10 orang. Salah satu dari enam korban ini yaitu Y sekarang mengalami depresi berat,” tandasnya.(*)
Posting Komentar
Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi SUARAPUBLIC. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan