26 Korban Tewas Longsor Ciwidey Dievakuasi

SUARAPUBLIC - Tercatat 26 jasad dari perkiraan total 45 korban tewas longsor Ciwidey berhasil dievakuasi. Proses evakuasi yang berlangsung hari ini berhasil mengangkat tujuh korban longsor dari timbunan di Pusat Perkebunan Teh Dewata, Kampung Cimeri, Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung.

Ketujuh korban adalah Dasep (4 tahun), Enah (60), Nendi (13), Eka (25) dan anaknya, Kirana (4), Asmy (3), serta Adang Engit (44). Enam korban pertama ditemukan sebelum tengah hari. Sisanya, jasad Adang, ditemukan lepas tengah hari. "Sisanya masih tertimbun dan kami terus mencari,"kata Kapolres Bandung AKBP Imran Yunus di lokasi longsor, Kampung Cimeri, kemarin.

Imran menjelaskan, setiap hari pencarian korban dimulai pukul 08.00 hingga pukul 15.00 dengan melibatkan polisi, tentara, SAR, Taruna Siaga Bencana, dan berbagai kelompok relawan. Evakuasi di hari kelima ini masih akan mengandalkan ekskavator, personel TNI serta Tim SAR, serta alat manual seperti cangkul, tetapi hari ini jumlah alat berat mungkin bertambah untuk memindahkan gundukan tanah yang cukup luas.



Koswara, petugas Posko Bencana Longsor Kecamatan Pasir Jambu, mengatakan, evakuasi di hari kelima pasca longsor akan dilakukan di area yang belum pernah tersentuh. Petugas di lapangan kesulitan mengangkut karena harus melintasi areal longsor yang masih rentan longsor lagi karena tanah sekitar tempat kejadian masih terus bergerak.

Sedangkan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Jawa Barat, Muhammad Hendarsyah menyatakan, terjadinya bencana longsor Ciwidey juga akibat kelalaian kolektif Pemerintah Pusat dan Daerah. Utamanya, dalam kelambanan melakukan pencegahan.

Hal itu karena pemerintah sebetulnya telah memiliki peta daerah rawan bencana Jawa Barat dan Ciwidey telah masuk di dalamnya. Di Jawa Barat, bencana menimpa masyarakat sebetulnya bukan pertama kali terjadi. Jika demikian, pemerintah lebih siap untuk melakukan berbagai upaya pencegahan agar jatuhnya korban jiwa bisa dicegah. Hal itu didukung fakta adanya peta daerah rawan bencana Jawa Barat.

“Ciwidey masuk dalam peta itu (Peta daerah rawan bencana). Kerentananan tanahnya cukup tinggi,’’ sebutnya.

Hendarsyah menyebutkan, secara umum cukup banyak daerah di Jawa Barat dengan kontur lahan berasal dari batuan vulkanik muda. Pemerintah seharusnya bisa memberikan peringatan dini sebelum bencana longsor terjadi. Bahkan, pemerintah seharusnya tidak memperbolehkan adanya pemukiman di daerah rawan bencana.

Kabag Humas Pemerintah Kabupaten Bandung, Edi Sujadi memaparkan, evaluasi menggunakan helikopter di Kampung Datar Kiara Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu. Pemkab setempat mendapat pinjaman helikopter dari PMI pusat sehingga proses evakuasi bisa cepat dilakukan.(*)
Share this article :
Share |
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. LINTAS NUSANTARA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger